Jenis – jenis Konflik
Konflik itu mempunyai banyak
jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada
lima jenis konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik
antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar
organisasi.
A. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang
tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri
seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
1. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing 2. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan. 3. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
1. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
2. Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
B. Konflik Interpersonal
B. Konflik Interpersonal
kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang manajer pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer produksi. Akan tetapi perasaan ini tidak selalu dilakukan secara terbuka tapi bisa juga secara diam-diam. Apabila ini berlangsung lebih lama, bisa menyebabkan ketidak selarasan dalam pengambilan keputusan
Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok. Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung antara keduanya. Hubungan pertentangan ini apabila dipertahankan maka akan menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan menjadi sulit.
E. Konflik antar organisasi
Sebagai contoh badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu perusahaan terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya. Konflik ini dimulai dari ketidak sesuaian antara para manajer sebagai individu yang mewakili organisasi secara total. Pada situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah kebawah bisa berperan sebagai penghubung-penghubung dengan pihak luar yang berhubungan dengan bidangnya.
Apabila konflik ini bisa diselesaikan dengan prioritas keorganisasian atau perbaikan pada kegiatan organisasi, maka konflik-konflik bisa dijadikan perbaikan demi kemajuan organisasi.
- Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan ditiadakan.
- Konflik ditimbulka karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam kepemimpinan.
- Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen tingkat yang lebih tinggi.
- Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
- Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah.
dan dapat mengendalikan konflik tersebut ke arah yang baik, hal itu tidak menjadi masalah”, ujarnya.
merugikan organisasi selama bisa ditangani
- mengarah ke inovasi dan perubahan
- memberi tenaga kepada orang bertindak
- menyumbangkan perlindungan untuk hal-hal dalam organisasi
- merupakan unsur penting dalam analisis sistem organisasi
Disini kami mengangkat contoh konflik dalam organisasi yaitu seperti yang terjadi dalam konfliknya PSSI yang sudah lama terjadi dan sampai sekarang belum juga ada penyelsaian yang pasti. Hal ini disebabkan oleh kurang becusnya ketua PSSI tersebut dalam mengelola organisasi itu tersebut.
Padahal organisasi yang sebesar itu yang bernaung langsung dibawah pimpinan Indonesia dan organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation International Football Asosiation). Akan tetapi organisasi ini tidak menunjukan kinerja yang baik dimata masyarakan Indonesia sendiri bahkan dimata dunia.
Hal utama yang menyebabkan organisasi ini gagal dan boleh dibilang kacau dikarenakan oleh pemimpin organisasi PSSI yaitu Nurdin Khalid yang telah gagal dalam memimpin dan mengelola organisasi ini. Sudah banyak kasus yang menimpa ketua umum organisasi ini, yang paling utama adalah kasus korupsi yang Ia lakukan terhadap dana-dana yang harusnya di alokasikan untuk kemajuan sepakbola di negeri kita ini , tetapi malah dimasukan dalam rekening gembung miliknya, dan itu sebagai bukti dia pernah dinyatakan sebagai terpidana atas kasus korupsi dalam PSSI . Dan akibat dari kegagalan itu FIFA melayangkan surat penurunan kepana Nurdin Khalid untuk meninggalkan kursi singgasananya sebagai ketua PSSI , akan tetapi Nurdin Khalid malah menutupi surat yang dilayangkan FIFA itu dari publik .
Namun pada akhirnya setelah Nurdin Khalid meniggalkan kekuasaannya , kisruh dalam PSSI tidak selesai sampai disitu saja .Perlu sekurang lebihnya 5 sampai 7 kali pemilihan ulang ketua umum PSSI. Namun pada akhirnya Johar Arifin pun menempati posisi yang telah ditinggalkan oleh Nurdin Khalid organisasi PSSI. Dan semoga Johar Arifin bisa memajukan persepakbolaan di negeri kita ini, sesuai yang di harapkan oleh masyarakat dan pecinta suporter INDONESIA.
Disini kami mengangkat contoh konflik dalam organisasi yaitu seperti yang terjadi dalam konfliknya PSSI yang sudah lama terjadi dan sampai sekarang belum juga ada penyelsaian yang pasti. Hal ini disebabkan oleh kurang becusnya ketua PSSI tersebut dalam mengelola organisasi itu tersebut.
Padahal organisasi yang sebesar itu yang bernaung langsung dibawah pimpinan Indonesia dan organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation International Football Asosiation). Akan tetapi organisasi ini tidak menunjukan kinerja yang baik dimata masyarakan Indonesia sendiri bahkan dimata dunia.
Hal utama yang menyebabkan organisasi ini gagal dan boleh dibilang kacau dikarenakan oleh pemimpin organisasi PSSI yaitu Nurdin Khalid yang telah gagal dalam memimpin dan mengelola organisasi ini. Sudah banyak kasus yang menimpa ketua umum organisasi ini, yang paling utama adalah kasus korupsi yang Ia lakukan terhadap dana-dana yang harusnya di alokasikan untuk kemajuan sepakbola di negeri kita ini , tetapi malah dimasukan dalam rekening gembung miliknya, dan itu sebagai bukti dia pernah dinyatakan sebagai terpidana atas kasus korupsi dalam PSSI . Dan akibat dari kegagalan itu FIFA melayangkan surat penurunan kepana Nurdin Khalid untuk meninggalkan kursi singgasananya sebagai ketua PSSI , akan tetapi Nurdin Khalid malah menutupi surat yang dilayangkan FIFA itu dari publik .
Namun pada akhirnya setelah Nurdin Khalid meniggalkan kekuasaannya , kisruh dalam PSSI tidak selesai sampai disitu saja .Perlu sekurang lebihnya 5 sampai 7 kali pemilihan ulang ketua umum PSSI. Namun pada akhirnya Johar Arifin pun menempati posisi yang telah ditinggalkan oleh Nurdin Khalid organisasi PSSI. Dan semoga Johar Arifin bisa memajukan persepakbolaan di negeri kita ini, sesuai yang di harapkan oleh masyarakat dan pecinta suporter INDONESIA.
Padahal organisasi yang sebesar itu yang bernaung langsung dibawah pimpinan Indonesia dan organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation International Football Asosiation). Akan tetapi organisasi ini tidak menunjukan kinerja yang baik dimata masyarakan Indonesia sendiri bahkan dimata dunia.
Hal utama yang menyebabkan organisasi ini gagal dan boleh dibilang kacau dikarenakan oleh pemimpin organisasi PSSI yaitu Nurdin Khalid yang telah gagal dalam memimpin dan mengelola organisasi ini. Sudah banyak kasus yang menimpa ketua umum organisasi ini, yang paling utama adalah kasus korupsi yang Ia lakukan terhadap dana-dana yang harusnya di alokasikan untuk kemajuan sepakbola di negeri kita ini , tetapi malah dimasukan dalam rekening gembung miliknya, dan itu sebagai bukti dia pernah dinyatakan sebagai terpidana atas kasus korupsi dalam PSSI . Dan akibat dari kegagalan itu FIFA melayangkan surat penurunan kepana Nurdin Khalid untuk meninggalkan kursi singgasananya sebagai ketua PSSI , akan tetapi Nurdin Khalid malah menutupi surat yang dilayangkan FIFA itu dari publik .
Namun pada akhirnya setelah Nurdin Khalid meniggalkan kekuasaannya , kisruh dalam PSSI tidak selesai sampai disitu saja .Perlu sekurang lebihnya 5 sampai 7 kali pemilihan ulang ketua umum PSSI. Namun pada akhirnya Johar Arifin pun menempati posisi yang telah ditinggalkan oleh Nurdin Khalid organisasi PSSI. Dan semoga Johar Arifin bisa memajukan persepakbolaan di negeri kita ini, sesuai yang di harapkan oleh masyarakat dan pecinta suporter INDONESIA.
Hal utama yang menyebabkan organisasi ini gagal dan boleh dibilang kacau dikarenakan oleh pemimpin organisasi PSSI yaitu Nurdin Khalid yang telah gagal dalam memimpin dan mengelola organisasi ini. Sudah banyak kasus yang menimpa ketua umum organisasi ini, yang paling utama adalah kasus korupsi yang Ia lakukan terhadap dana-dana yang harusnya di alokasikan untuk kemajuan sepakbola di negeri kita ini , tetapi malah dimasukan dalam rekening gembung miliknya, dan itu sebagai bukti dia pernah dinyatakan sebagai terpidana atas kasus korupsi dalam PSSI . Dan akibat dari kegagalan itu FIFA melayangkan surat penurunan kepana Nurdin Khalid untuk meninggalkan kursi singgasananya sebagai ketua PSSI , akan tetapi Nurdin Khalid malah menutupi surat yang dilayangkan FIFA itu dari publik .
Namun pada akhirnya setelah Nurdin Khalid meniggalkan kekuasaannya , kisruh dalam PSSI tidak selesai sampai disitu saja .Perlu sekurang lebihnya 5 sampai 7 kali pemilihan ulang ketua umum PSSI. Namun pada akhirnya Johar Arifin pun menempati posisi yang telah ditinggalkan oleh Nurdin Khalid organisasi PSSI. Dan semoga Johar Arifin bisa memajukan persepakbolaan di negeri kita ini, sesuai yang di harapkan oleh masyarakat dan pecinta suporter INDONESIA.
Namun pada akhirnya setelah Nurdin Khalid meniggalkan kekuasaannya , kisruh dalam PSSI tidak selesai sampai disitu saja .Perlu sekurang lebihnya 5 sampai 7 kali pemilihan ulang ketua umum PSSI. Namun pada akhirnya Johar Arifin pun menempati posisi yang telah ditinggalkan oleh Nurdin Khalid organisasi PSSI. Dan semoga Johar Arifin bisa memajukan persepakbolaan di negeri kita ini, sesuai yang di harapkan oleh masyarakat dan pecinta suporter INDONESIA.
C. Kesimpulan
Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat dieliminir. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, contohnya seperti study kasus yang kami angkat. Dalam kasus itu PSSI berjalan lebih baik dibanding sebelumnya. Sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.
C. Kesimpulan
Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat dieliminir. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, contohnya seperti study kasus yang kami angkat. Dalam kasus itu PSSI berjalan lebih baik dibanding sebelumnya. Sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.
Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat dieliminir. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, contohnya seperti study kasus yang kami angkat. Dalam kasus itu PSSI berjalan lebih baik dibanding sebelumnya. Sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
* dinny182.multiply.com/journal/item/2/Manajemen_Konflik_Dalam_Organisasi
* abisyakir.wordpress.com/2011/03/29/pssi-dan-kisruh-indonesia/
Ada tiga
macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang
lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering
terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting
dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa
peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi
proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu
dan
Sebagai contoh dapat dikatakan
bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak
dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan
tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar
lini dan staf, pekerja dan pekerja �C manajemen merupakan dua macam bidang konflik
antar kelompok.
Konflik
antara organisasi
C.
Konflik antar perorangan
D.
Konflik Antar Kelompok
Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain.
Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di
pasar yang sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut
badan terhadap kinerja suatu organisasi.
2. Peranan Konflik
Ada
berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan tradisional
mengatakan bahwa konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyai
akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan. Pendapat tradisional ini
dapat diuraikan sebagai berikut :
Sedangkan
pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat berakibat baik maupun
buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan
mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan
positif di dalam suatu organisasi. Dalam padangan modern ini konflik sebenarnya
dapat memberikan manfaat yang banyak bagi organisasi. Sebagai contoh
pengembangan konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat,
sehingga organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring.
Seorang pimpinan suatu organisasi pernah menerapkan apa yang disebutnya
dengan “mitra tinju” Pada saat ada suatu kebijakan yang hendak diterapkannya di
organisasi yang dipimpinnya ia mencoba untuk mencari “mitra yang beroposisi
dengannya”. Kadang konflik pun terjadi. Apakah itu menjadi persoalan bagi
dirinya ? “Bagi saya hal itu menjadi hal yang positif, karena saya dapat
melihat kebijakan yang dibuat tersebut dari sisi lain. Saya dapat mengidentifikasi
kemungkinan kelemahan yang ada dari situ. Selama kita masih bisa mentolerir
Hal ini sejalan dengan pendapat yang ditulis oleh Robbins (1996) yang membahas
konflik dari segi human relations and interactionist perspective. Dijelaskan
bahwa konflik itu adalah hal yang alamiah dan selalu akan terjadi. Konflik
merupakan bagian dari pengalaman hubungan antar pribadi (interpersonal
experience) Karena itu bisa dihindari maka sebaiknya konflik dikelola dengan
efektif, sehingga dapat bermanfaat dan dapat menciptakan perbedaan serta
pembaharuan ke arah yang lebih baik dalam organisasi. Kesimpulannya konflik
tidak selalu
dengan
baik sehingga dapat :
Bagaimanakah
konflik itu dapat terjadi? Faktor-faktor apa saja yang dapat memicu munculnya
konflik dalam masyarakat? Banyak orang berpendapat bahwa konflik terjadi karena
adanya perebutan sesuatu yang jumlahnya terbatas. Adapula yang berpendapat
bahwa konflik muncul karena adanya ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakat,
terutama antara kelas atas dan kelas bawah. Selain itu juga karena adanya
perbedaan-perbedaan kepentingan, kebutuhan, dan tujuan dari masing-masing
anggota masyarakat.
Sementara itu, Soerjono Soekanto mengemukakan
bahwa sebab-sebab terjadinya konflik antara lain sebagai berikut.
1. Perbedaan Antarperorangan
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan,
pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang
unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu
dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah
satu penyebab terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah pola
interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan individu
yang lain. Misalnya dalam suatu diskusi kelas, kamu bersama kelompokmu
kebetulan sebagai penyaji makalah. Pada satu kesempatan, ada temanmu yang
mencoba untuk mengacaukan jalannya diskusi dengan menanyakan hal-hal yang
sebetulnya tidak perlu dibahas dalam diskusi tersebut. Kamu yang bertindak
selaku moderator melakukan interupsi dan mencoba meluruskan pertanyaan untuk
kembali ke permasalahan pokok. Namun temanmu (si penanya) tadi menganggap
kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab pertanyaan. Perbedaan pandangan
dan pendirian tersebut akan menimbulkan perasaan amarah dan benci yang apabila
tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi konflik.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan memengaruhi pola pemikiran dan
tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain
perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok
juga tidak sama.
Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan
kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun
tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan
lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran
kebudayaan ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan
masyarakat. Ukuran yang dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan
sama dengan yang dipakai oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak
terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak
menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.
Contohnya seseorang yang dibesarkan pada lingkungan kebudayaan yang bersifat
individualis dihadapkan pada pergaulan kelompok yang bersifat sosial. Dia akan
mengalami kesulitan apabila suatu saat ia ditunjuk selaku pembuat kebijakan
kelompok. Ada kecenderungan dia akan melakukan pemaksaan kehendak sehingga
kebijakan yang diambil hanya menguntungkan satu pihak saja. Kebijakan semacam
ini akan di tentang oleh kelompok besar dan yang pasti kebijakan tersebut tidak
akan diterima sebagai kesepakatan bersama. Padahal dalam kelompok harus
mengedepankan kepentingan bersama. Di sinilah letak timbulnya pertentangan yang
disebabkan perbedaan kebudayaan.
Contoh lainnya adalah seseorang yang berasal dari
etnis A yang memiliki kebudayaan A, pindah ke wilayah B dengan kebudayaan B.
Jika orang tersebut tetap membawa kebudayaan asal dengan konservatif, tentu
saja ia tidak akan diterima dengan baik di wilayah barunya. Dengan kata lain
meskipun orang tersebut memiliki pengaruh yang kuat, alangkah lebih baik jika
tetap melakukan penyesuaian terhadap kebudayaan tempat tinggalnya yang baru.
3. Bentrokan Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang
ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki
kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu.
Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan
dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain. Misalnya kebijakan mengirimkan
pemenang Putri Indonesia untuk mengikuti kontes ‘Ratu Sejagat’ atau ‘Miss
Universe’. Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman tersebut, karena
dipandang sebagai kepentingan untuk promosi kepariwisataan dan kebudayaan. Di
sisi lain kaum agamis menolak pengiriman itu karena dipandang bertentangan
dengan norma atau adat ketimuran (bangsa Indonesia). Bangsa Indonesia yang
selama ini dianggap sebagai suatu bangsa yang menjunjung tinggi budaya timur
yang santun, justru merelakan wakilnya untuk mengikuti kontes yang ternyata di
dalamnya ada salah satu persyaratan yang mengharuskan untuk berfoto
menggunakan swim suit (pakaian untuk berenang).
4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalam
Masyarakat
Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya
disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai
yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan
membuat keguncangan proses-proses sosial di dalam masyarakat, bahkan akan
terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap
mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada. Sebenarnya perubahan
adalah sesuatu yang wajar terjadi, namun jika terjadinya secara cepat akan
menyebabkan gejolak sosial, karena adanya ketidaksiapan dan keterkejutan
masyarakat, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Contohnya kenaikan BBM, termasuk perubahan yang
begitu cepat. Masyarakat banyak yang kurang siap dan kemudian menimbulkan aksi
penolakan terhadap perubahan tersebut.
B.
Study Kasus
Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Proses
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar dengan
berkomunikasi secara bersama - sama. Keputusan terdiri dari :
· Keputusan
Strategis
Yaitu
keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
· Keputusan Taktis
Keputusan
yang diambil oleh manajement menengah.
· Keputusan
Operasional
Keputusan
yang dibuat oleh manajemen bawah.
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan
diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan
maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada
hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
· Kegiatan Intelijen
Menyangkut
pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
· Kegiatan Desain
Tahap ini
menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan
yang mungkin dilakukan.
· Kegiatan Pemilihan
Pemilihan
serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan
menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
· Proses pencarian/penemuan tujuan
· Formulasi tujuan
· Pemilihan Alternatif
· Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis
sistem, Menurut ELBING ada lima langkah dalam proses
pengambilan keputusan:
· Identifikasi dan Diagnosa masalah
· Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
· Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
· Pemilihan Alternatif terbaik
· Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap
hasil-hasil
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang
terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi
rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap,
dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam proses
pengambilan keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para
pemimpin, yaitu :
1. Kewenangan Tanpa Diskusi
(Authority Rule Without Discussion)
Metode
pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin
otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa
keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini
cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan
berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi
untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun
demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia
akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para
anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena
mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila
dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada
keputusan yang diambil secara individual.
2. Pendapat Ahli (expert opinion)
Kadang-kadang
seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli
(expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk
membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik,
apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang
benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota
lainnya.
Dalam
banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang
sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang
yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli
adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun
sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut.
Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah
persoalan yang rumit.
3. Kewenangan Setelah Diskusi
(authority rule after discussion)
Sifat
otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini
pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui
metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya
disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan
keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu
meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan
dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan,
kelompok masih berpengaruh.
Metode
pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota
organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.
Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa
pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan (consensus)
Namun
demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini,
tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah
dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode
ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman,
tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan
bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan
lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi
tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
· Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
· Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh
kelompok, dan
· Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin
kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dari
metode di atas tersebut sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan, yaitu :
· Kekuatan Mental
Kekuatan
mental itu sama seperti prinsip, jadi dalam organisasi harus punya prinsip.
· Sanksi
Sanksi
sangat perlu dalam organisasi, agar tidak melakukan kesalahan yang sama baik
itu pemimpin maupun anggotanya.
· Keahlian
Pemimpin
harus punya kekuatan mental dalam organisasi, jika tidak sama saja seperti
pemimpin yang tidak mempuanyi gelar.
· Kharisma
Semua
pemimpin harus punya kharisma agar terus menjadi panutan bagi semua orang. Maka
dari itu kharisma merupakan citra baik yang di miliki seseorang agar menjadi
panutan semua orang.
Model-model
Pengambilan keputusan
a. Model Perilaku Pengambilan
keputusan
· Model Ekonomi
yang
dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu
berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
· Model Manusia
Administrasi
Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
· Model Manusia
Mobicentrik
Dikemukakan
oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus
selalu bergerak bebas mengambil keputusan
· Model Manusia
Organisasi
Dikemukakan
oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama
dalam pengambilan keputusan
· Model
Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
· Model
Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak
rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah
sadar.
b. Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2
model pengambilan keputusan, yaitu:
· Model
Preskriptif
Pemberian
resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan.
· Model
Deskriptif
Model ini
menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model
preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi
Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiraldimana
satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju
tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan
a. Teknik Kreatif
· Brainstorming
Berusaha
untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan
memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
· Synectics
Didasarkan
pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan
untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b. Teknik Partisipatif
Individu
individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
· Teknik Modern
- Teknik
Delphi
- Teknik
Kelompok Nominal
Contoh
pengambilan keputusan dalam organisasi
DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik
10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang
ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi
pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi
masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal yg berat. Akibatnya pihak
DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar